Jumat, 23 Desember 2011

Melihat Wajah Allah Ta’ala


Allah Ta’ala berfirman:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ. إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb merekalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Melihat kepada Rabb mereka Tabaraka wa Ta’ala.” Ikrimah berkata, “Melihat kepada Rabb mereka dengan sebenar-benarnya melihat.” Dihikayatkan yang semisalnya dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dan ini adalah penafsiran seluruh mufassir ahlussunnah wal hadits.
Allah Ta’ala berfirman:
كَلاَّ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) pada hari itu benar-benar terhalangi.” (QS. Muthaffifin: 15)
Yakni: Terhalangi dari melihat Rabb mereka. Jika orang kafir terhalang dari melihat Rabb mereka, maka itu menunjukkan orang mu`min akan melihat Rabb mereka. Karenanya Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Dalam ayat ini terdapat pendalilan bahwa wali-wali Allah akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat.”
Allah Ta’ala berfirman:
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik dan tambahannya.” (QS. Yunus: 26)
Pahala yang terbaik adalah surga, sementara tambahannya adalah melihat wajah Allah sebagaimana yang tersebut dalam hadits berikut:
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ:  لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bila penduduk surga telah masuk ke surga, maka Allah berfirman, “Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?” Mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Beliau bersabda, “Lalu Allah membukakan hijab pembatas, lalu tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka. Kemudian beliau membaca firman Allah, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (HR. Muslim no. 181)
Jarir bin Abdullah radhiallahu anhuma berkata: Kami pernah duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba beliau melihat bulan di malam purnama lalu beliau bersabda:
أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ
“Ketahuilah, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak kesulitan melihatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 573 dan Muslim no. 633)
Yakni: Sebagaimana kalian melihat bulan itu dengan sangat jelas di atas kalian, maka demikian pula kalian akan melihat wajah Rabb kalian dengan sangat jelas di atas kalian.
Penjelasan ringkas:
Di antara semua kenikmatan yang diperoleh oleh para penghuni surga, kenikmatan yang paling besar dan tidak ada yang lebih besar daripadanya adalah kenikmatan melihat kepada wajah Allah Ta’ala secara langsung dengan mata-mata kepala mereka.
Dari sisi aqidah, melihat kepada wajah Allah pada hari kiamat termasuk di antara perkara yang wajib diimani oleh seluruh kaum muslimin. Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata, “Al-Qur`an, sunnah yang mutawatir, serta ijma’ sahabat, para imam dan ahli hadits, semuanya menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan dilihat pada hari kiamat dengan mata telanjang.” (Hadi Al-Arwah hal. 422 secara ringkas)
Lihat selengkapnya hadits-hadits dan perkataan ulama dalam masalah ini dalam Hadi Al-Arwah hal. 374-420
Sebagai tambahan, para ulama menyatakan bahwa semua dalil yang menetapkan Allah dilihat pada hari kiamat juga bisa menjadi dalil akan sifat uluw (ketinggian) Allah, karena penghuni surga kelak akan melihat Rabb mereka dari atas mereka.

http://al-atsariyyah.com/melihat-wajah-allah-taala.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar